Pernah mengunjunginya? Atau barang kali pernah mendengar namanya? Bagi saya pribadi nama ini tidaklah asing di telinga. Memang saya tak bermukim di sana. Tapi semenjak tiga tahun lalu saya kerap mengunjunginya, sekedar melepas rindu. Waduk Penjalin telah berdiri waktu zaman kemerdekaan. Menurut sejarah, waduk itu dibangun pada masa penjajahan Belanda. Dari waduk itu selanjutnya menyebar menjadi jaringan pengairan yang mengaliri puluhan hektare lahan pertanian warga sekitar.
Lokasi
Waduk yang memiliki luas 1,25 km2 dan dapat menampung sekitar 9,5 juta m3 air ini terletak di perbatasan kabupaten Banyumas-Brebes. Tepatnya di desa Winduaji, kecamatan Paguyangan, kabupaten Brebes. Sekitar 12 km ke arah selatan dari kota kecil Bumiayu atau sekitar 30 km dari kota Purwokerto.
Waduk ini dibangun tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda bersamaan dengan waduk Malahayu yang dibangun untuk irigasi di Brebes bagian utara. Waduk ini merupakan waduk tadah hujan. Meski begitu waduk ini tak sekalipun pernah mengalami kekeringan tatkala musim kemarau melanda. Air waduk ini dipersiapkan untuk menyuplai irigasi sungai Pemali bawah dan areal persawahan di kabupaten Brebes bagian selatan. Nama penjalin sendiri dalam bahasa jawa berati rotan atau tali yang terbuat dari bambu atau kulit kayu.
Deskripsi
Di bagian muka waduk Penjalin terdapat tanggul dengan ketinggian 16 m, lebar 4 m dan panjang 850 m. Keliling waduk diapit oleh beberapa dusun yaitu pedukuhan Mungguhan, Keser Kulon, Kali Garung, Kedung Agung, Soka, Karangsempu, Pecikalan, dan Karangnangka. Sedangkan di sebelah timur yang merupakan tanggul dan pintu masuk utama waduk adalah dukuh Keser Tengah.
Kehadiran waduk ini merupakan anugerah tersendiri bagi warga sekitar. Warga sekitar memanfaatkan kekayaan alam sekitar waduk sebagai tempat mencari nafkah, antara lain mencari ikan baik dengan menjala atau memancing, memelihara keramba apung, menyewakan perahu wisata, dan sebagai sarana irigasi tentunya.
Menjelang liburan lebaran merupakan saat-saat yang paling dinanti oleh warga desa Winduaji. Betapa tidak, saat-saat seperti itu waduk Penjalin bak lautan manusia. Hiruk pikuk manusia yang berekreasi setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa seolah tumpah ruah disana. Warga sekitar pun menyambutnya dengan mendirikan tenda guna menjajakan jajanan khas ataupun souvenir. Ini menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar. Setiap Idul Fitri diselenggarakan Pekan Wisata Idul Fitri dengan berbagai acara seperti lomba menangkap itik dan lomba balap jukung (perahu). Ada pula pentas dangdut dengan mendatangkan artis lokal dan tak ketinggalan komedi putar pun ikut meramaikan.
"Selain berfungsi untuk pengairan sawah, waduk itu juga dipakai untuk memelihara ikan dengan bentuk keramba," kata Wiratno (45) warga sekitar Waduk.
Para pengunjung dapat menikmati langsung keindahanalam sekitar dari atas perahu mengelilingi, bagi penggemar mancing, waduk penjalin merupakan surga yang mengasikkan untuk menyalurkan hobby. Sambil meresapi kesunyian alam, kita akan tenggelam dalam sensasi keasyikan menarik kail pancing.
"Di sini banyak ikannya mas, terutama ikan betutu, setiap hari selalu banyak yang memancing dan mendapatkan hasil," lanjut Wiratno.
M Rivai staf Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes mengatakan, lokasi Waduk Penjalin sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai area wisata air di wilayah selatan kabupaten Brebes.
"Lokasi yang strategis tidak jauh dari jalan utama Tegal-Purwokerto menjadikan waduk penjalin memiliki potensi besar kedepannya. Selain itu letaknya yang berada di perbatasan Kabupaten Brebes dengan Banyumas juga dapat menarik wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten tersebut," jelasnya.
Biaya
Bagi pelancong yang hendak berkeliling dari satu sisi ke sisi lain waduk pun tak perlu pusing. Cukup dengan membayar Rp 10.000 mereka bisa menikmati indahnya panorama sekitar waduk Penjalin dengan menaiki perahu sekitar. Murah bukan? Jumlah yang tak seberapa bila dibandingkan dengan kepuasan atas eloknya pemandangan alam waduk penjalin.
Bagi Anda warga kabupaten Brebes, Cilacap, Purwokerto dan sekitarnya tak ada salahnya mencantumkan waduk Penjalin sebagai tempat wisata diakhir pekan bersama keluarga. Bagi Anda yang diperantauan, mengunjungi waduk penjalin ketika liburan lebaran nanti sepertinya mampu membangkitkan ingatan Anda ketika masih kecil dulu.
Good info, Guys. Mudah-mudahan waduk ini bisa lebih dikenal oleh wisnu dan wisman.
BalasHapusFollow you #12 (cahndeso), foll-back juga yaaa..
thanks, salam sahabat